Journal Geological Processes, Risks, and Integrated Spatial Modeling https://jurnal.prisma.ac.id/index.php/jgprism <p>"Journal Geological Processes, Risks, and Integrated Spatial Modeling" (Jurnal Proses Geologi, Risiko, dan Pemodelan Spasial Terintegrasi) E-ISSN 3046-4935. <br />Topik ini melibatkan pemahaman tentang berbagai proses geologi, risiko yang terkait dengan proses geologi, serta penerapan teknik pemodelan spasial untuk memahami dan mengelola risiko sebagai upaya pembangunan berkelanjutan. Proses geologi mencakup berbagai fenomena dan peristiwa yang terjadi di dalam maupun permukaan Bumi, seperti pergerakan lempeng tektonik, erosi, sedimentasi, aktivitas vulkanik, dan sebagainya.</p> <p>Proses geologi dapat menjadi pertimbangan terhadap risiko geologis dan dapat menjadi rujukan data untuk mengetahui pengaruh geologi terhadap lingkungan, dan infrastruktur. Seperti gempa bumi, letusan gunung api, longsor, erosi pantai, banjir, dan pencemaran tanah dan air oleh bahan kimia.</p> <p>Perkembangan ilmu dan data mengenai berbagai jenis proses geologis, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta konsekuensi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang terkait. Jurnal ini juga membahas mengenai Pemodelan spasial terintegrasi melibatkan penggunaan teknologi untuk memvisualisasikan dan menganalisis data geologi secara spasial. Identifikasi pola dan tren, pemodelan risiko, serta pengambilan keputusan dalam pengelolaan risiko geologis.</p> LPPM Universitas PRISMA id-ID Journal Geological Processes, Risks, and Integrated Spatial Modeling 3046-4935 STUDI GEOLOGI DENGAN KAJIAN KONDISI HIDROGEOLOGI DI KECAMATAN AIRMADIDI, KABUPATEN MINAHASA UTARA, PROVINSI SULAWESI UTARA https://jurnal.prisma.ac.id/index.php/jgprism/article/view/96 <p>Air Tanah merupakan kandungan air yang terakumulasi dalam suatu strata batuan di bawah permukaan. Air tanah tersimpan di celahcelah antara butiran batuan dan rekahan pada lapisan batuan yang seterusnya akan disebut sebagai akuifer. Kandungan air tersebut <br />disimpan dan diangkut oleh ruang antara butir, rongga batuan, dan retakan pada batuan. Air tanah dapat mengalir baik secara vertikal <br />maupun lateral tergantung pada keadaan morfologi, hidrologis, dan geologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi <br />geologi di Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara, dan mengetahui kondisi hidrogeologinya. <br />Penelitan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode analisis kualitatif untuk menentukan kondisi geologi dan hidrogeologi. <br />Menggunakan data dari studi literatur, analisis aspek masing-masing, dan observasi di lapangan. Dari penelitian ini ditemukan 3 satuan <br />litologi yaitu satuan Piroklastik Tondano, satuan Piroklastik Gunung Klabat, dan satuan Aliran Lava Gunung Klabat, berdasarkan data <br />tersebut disimpulkan bahwa kondisi hidrogeologis di Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara <br />menggunakan model tentatif untuk visualisasi kondisi bawah permukaan memiliki produktifitas air tanah yang tinggi.</p> J. J. Kaunang A. J. Momongan A. S. Budiharso Hak Cipta (c) 2024 Journal Geological Processes, Risks, and Integrated Spatial Modeling https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-15 2024-01-15 1 2 1 7 TEKTONIK GEOMORFOLOGI SESAR-SESAR YANG DIDUGA AKTIF DI DAERAH HILIR SUNGAI BONE, GORONTALO https://jurnal.prisma.ac.id/index.php/jgprism/article/view/99 <p>Daerah hilir Sungai Bone merupakan pusat pemerintahan, perekonomian, dan juga pemukiman di Provinsi Gorontalo. Daerah ini terletak <br />di Lengan Utara Sulawesi yang aktif secara tektonik maupun seismik dan dipengaruhi langsung oleh Tunjaman Sangihe di bagian timur <br />dan Tunjaman Sulawesi di bagian utara. Namun, informasi terkait sesar aktif dalam upaya mitigasi bencana masih sangat minim. Untuk <br />pertama kalinya, kami telah memetakan sesar-sesar aktif yang ada di sekitar hilir Sungai Bone berdasarkan interpretasi morphometric <br />protection index red relief image map (MPI-RRIM). Sesar normal Pancuran dan sesar normal Bondawuna di sisi selatan menunjukan <br />bukti aktifitas kuarter, dibandingkan dengan sesar normal Lombongo yang ada di sisi utara. Berdasarkan hubungan empiris antara <br />momen magnitudo dan panjang retakan permukaan, sesar-sesar ini berpotensi menghasilkan gempabumi sebesar 6.3 ~ 6.7 Mw. Selain <br />itu, penelitian kami menemukan bahwa bencana banjir yang sering menimpa daerah ini tidak hanya dipengaruhi oleh iklim dan <br />urbanisasi, tetapi juga dikontrol oleh aktifitas tektonik. Pemahaman tentang sesar aktif sangat penting dalam meningkatkan edukasi <br />masyarakat terkait kebencanan, dan juga sebagai informasi dasar dalam perencanaan pembangunan wilayah.</p> F. Masulili A. E. P. Djaya J. L. Walukow R. Y. Bolung N. A. Gafur Hak Cipta (c) 2024 Journal Geological Processes, Risks, and Integrated Spatial Modeling https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-15 2024-01-15 1 2 9 14 ANALISIS TINGKAT KERAWANAN LONGSOR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PADA KECAMATAN TOMOHON BARAT DAN UTARA KOTA TOMOHON PROVINSI SULAWESI UTARA https://jurnal.prisma.ac.id/index.php/jgprism/article/view/100 <p>Bencana alam merupakan peristiwa alam yang dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, yang menimbulkan kerugian material dan <br />imaterial bagi kehidupan masyarakat. Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang umumnya terjadi di wilayah pegunungan, <br />terutama di musim hujan. Kecamatan Tomohon Barat dan Utara merupakan daerah yang berpotensi mengalami bencana tanah longsor <br />karena morfologi Kecamatan Tomohon Utara dan Barat yang bervariasi seperti dataran tinggi, pegunungan dan perbukitan. Salah satu <br />cara yang dapat diterapkan untuk memperkirakan bencana tanah longsor adalah menggunakan aplikasi yang mampu menginventarisasi <br />lokasi terdampak yaitu sistem informasi geografis yang memiliki kemampuan untuk menyimpan, mengolah, menganalisis dan <br />menyajikan data bereferensi geografis. Dalam penelitian ini dilakukan analisis kerawanan tanah dengan metode metode Pembobotan <br />dan Skoring. Pembuatan Peta kerawananan longsor ini merupakan hasil dari Overlay data-data sekunder seperti DEM, peta tutupan <br />lahan, data curah hujan, peta geologi regional, dan peta jenis tanah. Penentuan daerah tingkat kerawanan longsor dilakukan dengan <br />mengalikan skor dengan bobot untuk setiap parameter yang kemudian hasilnya dijumlahkan seusia. Nilai tersebut diklasifikasikan <br />menjadi 4 zona rawan longsor yaitu rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Penilitian ini menghasilkan peta zonasi rawan longsor yang <br />terbagi menjadi 3 kelas kerawanan yaitu kelas sedang di Kelurahan Woloan, Kelas tinggi di Kelurahan Kaskakasen dan Kayawu dan<br />Kelas sangat tinggi di Kelurahan Taratara dan Kinilow. Berdasarkan lima faktor yang mempengaruhi bencana longsor, faktor curah <br />hujan memiliki skor tertinggi yang merupakan faktor paling dominan dalam mempengaruhi adanya bencana tanah longsor. Hasil <br />penilitian yang dilakukan ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai informasi dasar untuk melakukan mitigasi bencana, dan <br />pembangunan wilayah</p> P. B. G. Luntungan H.D. Rachmadhan J. Tandipajung Hak Cipta (c) 2024 Journal Geological Processes, Risks, and Integrated Spatial Modeling https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-15 2024-01-15 1 2 17 25 KONDISI HIDROGEOLOGI DAERAH BUMBUNGON, KECAMATAN DUMOGA, KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW, PROVINSI SULAWESI UTARA https://jurnal.prisma.ac.id/index.php/jgprism/article/view/101 <p>Air adalah zat transparan yang berupa cairan yang membentuk sungai, danau, laut dan hujan serta merupakan unsur utama <br />dalam kehidupan manusia. Tanpa air, berbagai proses kehidupan baik hewan, tumbuhan maupun manusia tidak akan dapat <br />berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi dan hidrogeologi di daerah Bumbungon, Kecamatan <br />Dumoga, Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara. Selanjutnya, peneliti mengamati titik sebaran sumur untuk <br />digunakan dalam pembuatan peta sebaran sumur. Titik sebaran sumur dibuat menjadi peta sebaran ketinggian muka air tanah <br />(MAT) dengan metode Inverse Distance Weighthed (IDW). Dalam penelitian ini juga digunakan analisis data bawah permukaan <br />untuk menentukan geologi bawah permukaan. Elevasi muka air tanah dihitung berdasarkan nilai elevasi muka tanah dikurangi <br />dengan kedalaman muka air tanah. Arah aliran air tanah dapat ditentukan melalui kontur elevasi muka air tanah. Hasil dari <br />pengukuran MAT pada 25 titik sumur di daerah penelitian yaitu 0,9 - 6,8 meter. Makadari itu, aliran air tanah di wilayah daerah <br />penelitian mengalir ke arah barat daya, timur, dan tenggara. Dari hasil korelasi data bawah permukaan daerah penelitian <br />memiliki 2 jenis sistem akifer air tanah yaitu air tanah bebas dengan kedalaman hingga (0-6) meter dan sistem akifer air tanah <br />tertekan, dengan kedalaman hingga (20-30) meter di bawah permukaan. Area reacharge pada daerah penelitian berada pada <br />area barat laut dan tenggara daerah penelitian dan area discharge atau daerah luahan berada di tengah daerah penelitian yaitu <br />pada (Sungai Dumoga), serta memiliki sistem aliran air tanah lokal.</p> S. F. T. Jufri A. P. Utomo Hak Cipta (c) 2024 Journal Geological Processes, Risks, and Integrated Spatial Modeling https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-15 2024-01-15 1 2 27 38